76 Calon Guru Penggerak Sidrap Ikut Lokakarya

0
85

Pangkep, Pedomanku.com: Sebanyak 76 calon guru penggerak Sidrap ikut lokakarya 4 angkatan 9, Sabtu (17/2/2024). Setiap kelas dibagi dalam tiga kelompak beranggotakan lima atau enam calon guru penggerak.
Tiga pengajar praktik memandu CGP dalam lolakaraya di setiap kelas. Beberapa di antaranya sudah diangkat menjadi kepala sekolah.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidenreng Rappang Syamsuddin SPd MAP mengunjungi peserta lokakarya yang berlangsung hingga sore.
Hadir pula fasilitator dari Balai Besar Guru Penggerak Sulawesi Selatan; Drs Safrullah Mpd, Jamilah Spd, dan Nursaidawaty Arsyad S.Kom.
Materi utama dalam kegiatan itu refleksi praktik coaching dari pengalaman calon penggerak selama proses pembelajaran yang sudah berlangsung sekira tiga bulan lalu.
Peserta lokakarya terlihat antuasias membagikan pengalamannya masing-masing sebagai calon guru penggerak dengan empat pertanyaan kunci.
Pertanyaan itu adalah; pengalaman menarik selama coaching, hal sulit yang dihadapi, pengalaman baru yang dihadapi, dan hal yang belum dipahami.
Meski calon penggerak berkelompok dalam diskusi namun refleksi praktik coaching dibuat per indvidu. Selanjutnya dibahas bersama.
Untuk menyemangati peserta, pengajar praktik memandu agar dilakukan ice breaking sebelum lokakarya. Ini salah satu cara untuk membentuk koneksi antar calon guru penggerak.
Meski ice breaking sudah diberikan pada lokakarya sebelumnya, namun dianggap penting untuk membuat peserta nyaman menjalani lokakarya.
Melalui lokakarya ini diharapkan peserta antara lain mampu menunjukkan kemampuan coaching masing-masing.
Peserta mampu mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan dan menyusun rencana perbaikan dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid.
Termasuk menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi akademik menggunakan pola pikir coaching. Mereka dapat menjelaskan pemahaman yang diperolehnya dari materi modul coaching.
Selanjutnya, pengajar praktik mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman peserta lokakarya terkaiat perbedaan dari coaching, mentoring, dan konseling.
Tidak hanya sekadar mengetahui perbedaannya tetapi juga merefleksikan pengalaman praktik coaching yang sudah dilakukannya.
Pengajar praktik mengajak calon guru penggerak merefleksikan berbagai pengalaman yang dialaminya ketika praktik coaching. (RE)

Artikulli paraprakMasjid Istiqlal Kirim 13 Mahasiswa PKUMI Short Course ke University California Riverside
Artikulli tjetërSekda Maros Apresiasi Sosialisasi Juknis Penggunaan BOSP SMP
Media Pedomanku
Dunia jurnalis yang ditekuninya diawali di surat kabar, Pedoman Rakyat Ujung Pandang. Saat itu, tahun 1994, dia ditantang oleh H.L.Arumahi. Kepala Desk Kota tersebut menawarinya bergabung di surat kabar tertua (terbit 1 Maret 1947), sebagai wartawan Kriminal. “Tugasmu, meliput kriminal,” pintanya suatu malam di Percetakan Surat kabar Pedoman Rakyat, Jalan Mappanyukki. Sekalipun masih kuliah si bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H.Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuheplay (keduanya almr) langsung meng-iya-kan tawaran Arumahi. Ternyata, jurnalistik membuatnya mengenal dan mengenal banyak orang, kala itu. Hanya saja, akibat manajemen, Harian Pedoman Rakyat tutup. Pria beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa ini pun bergabung dengan rekannya di koran Makassar. Hanya saja tidak berumur. Pernah bergabung di Tabloid Sorot. Juga tidak berumur. Pernah bergabung bersama Sultan Darampa di Majalah Profile. Tak seberapa lama, diapun dipercayakan memimpin tabloid Intim—juga milik Sultan Darampa. Terbit beberapa kali, dia berpapasan rekan Syahrir-wartawan Ujungpandang Ekspres, persis di KPU Sulawesi Selatan. Syahrir menantang saya bergabung di surat kabar grup Fajar. Lagi lagi saya meng-iya-kan. Di koran Ujungpandang Ekspres, mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-gazali—kini Universitas Islam Makassar (UIM) ini menangani Rubrik Politik. Selama dua tahun di koran berlamat di lantai 4 Graha Pena tersebut, lagi lagi dia ditawari bergabung di PT.Multi Niaga. Dia pun meninggalkan Ujungpandang Ekspres. Di perusahaan baru tersebut, dia dipercayakan sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Inspirasi. Empat tahun lebih bersama rekan rekan di lantai 5 Gedung Multiniaga, Jalan Sultan Alauddin, pemiliknya tidak sanggup melanjutkan usaha media. Bersama rekan rekannya, mereka di tawari ke bagian Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Dia menolak. Berbekal pengalaman mengelola Majalah Inspirasi, Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar di masanya itu, dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Anshor Kecamatan Tallo Kota Makassar ini pun tertantang membuat majalah sendiri. Dia mengajak Idham Khalid, rekannya sekompleks di Perumahan Taman Rianvina, Minasaupa. Keduanya, sekitar tahun 2010, membuat majalah. Namanya, Inspirasi, 48 halamnan warna. Dan, mengikuti tren, keduanya juga mendirikan website. Online Inspirasimakassar.com. Baik Majalah, maupun online tetap eksis hingga saat ini. Dan karena perkembangan itu pula, dia mendirikan lagi Online lain. Begitu cintanya kepada Pedoman Rakyat, dia menamakan online satunya itu, Pedomanku.com. Ada pula Majalah Pedoman. Di sela sela menekuni jurnalistik, dia yang menamatkan pendidikan dasar di tanah kelahirannya, Siri Sori Islam Kecamatan Saparua Timur-Maluku Tengah. SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon, kini Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar, juga hingga saat ini dipercayakan bergabung di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini