BAZNAS Lunasi Tunggakan SPP Siti Fatimah Az-Zahra di MAN 3 Makassar

0
184

Kabag II Nabil Salim dan Bendahara MAN 3

Makassar, Pedomanku.com: Meski sudah tamat di Madrasah Aliyyah Negeri (MAN) 3 Makassar tahun 2023 lalu, namun Siti Fatimah Az-Zahra belum bisa bernapas lega. Pasalnya, ijazah anak ke enam dari tujuh bersaudara ini ditahan pihak sekolah, lantaran belum melunasi tunggakan SPP di sekolah  yang berada dibawah naungan Departemen Agama (Depag) tersebut.

Mendengar laporan dari Unit Pengumpil Zakat (UPZ) Masjid  Al-Muhajirin BTN Bumi Bung Permai, maka Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Makassar, H.Jurlan Em Saho’as memerintahkan Kabag II, Nabil Salim, bersama dua pelaksana yakni H. Arifuddin, serta Syarifuddin Pattisahusiwa mendatangani MAN 3, di Sudiang untuk melunasi tunggakan yang dialami gadis manis ini.

“Ketika kami (BAZNAS Makassar) mendengar laporan dari UPZ Masjid di Bung, jika ada salah seorang warga, anak jemaah masjid belum melunasi tunggakan SPP di MAN 3, maka tim kami langsung melakukan asesmen. Dan, teranyata memang anak ini berasal dari keluarga yang kurang mampu. Makanya, BAZNAS Makassar  datang melunasinya,” tutur H,Jurlan di ruang kerjanya, usia shalat Jumat, hari ini.

Kabag II BAZNAS Makassar, Nabil Salim menambahkan, pihaknya telah melunasi seluruh tunggakan SPP Siti Fatima Az-Zahra langsung di bagian bendahara MAN 3 di Sudiang. “Dengan sendirinya, Siti Fatima ini sudah bisa mengambil i ijazahnya,” tutur Nabil Salim.

Usai pelunasan tunggakan di sekolah bervisi “Terwujudnya sumber daya manusia unggul yang cerdas, terampil, berakhlatul kharima dan mampu bersaing di dunia pendidikan dan dunia kerja” tersebut, gadis 20 tahun ini terlihat sumringah. Sesekli dia menunduk, sambil mengucapkan syukur alhamdulillah.

“Saya sangat bersyukur, lantaran BAZNAS Kota Makassar bisa menolong pelunasan SPP yang tertunggak selama ini. Setelah ini saya sudah bisa melamar pekerjaan apa saja, yang penting halal,” ujarnya.

Siti Az-Zahra menambahkan, saat menunggu ijazah selama ini, dirinya meluangkan waktunya dengan kegiatan  kursus jahit yang dilakukan salah satu bank pemerintah.

“Sekadar mengisi waktu, saya ada kursus menjahit, dan membuat pola pakaian. Kursus ini gratis. Dan, saya akan menggunakan kesempaatan ini dengan sebaik baiknya. Semoga cita cita membahagiakan orang tua saya dapat tercapai,” harapkan.

Selain Siti Az-Zahra, BAZNAS Makassar juga telah melunasi tunggakan siswa di sejumlah sekolah di Makassar. Sebut saja di SMK Nasional, atas nama Maria Angela K, Senin, 13 Desember 2022. Ada pula di SMA Swasta Muhammadiyah, dan lainnya.

Maria, perempuan kelahiran Makassar, 16 Juli 2003 itu patah semangat. Dia selalu merenung memikirkan masa depannya. Dan, malah hendak tidak mau sekolah, seperti yang dilakukan adiknya di SMPN 21 Makassar. Hanya saja, ancaman terhadap Maria tidak tercapai, lantaran ada BAZNAS Kota Makassar.

Setelah melakukan survei dan asesmen baik di kamar kontrakan, maupun di rumah tempat ibunya  membantu cuci piring, dan masak di bilangan Tidung, Perumnas Panakkukang oleh tim BAZNAS dipimpin Wakil Ketua II, H.Jurlan Em Saho’as, maka semua  tunggakan sekolah dilunasi. Maria Angela K pun telah mengikuti semesteran dan kegiatan lainnya  di sekolah ‘pejuang’ tersebut.

Seperti diketahui,BAZNAS  Makassar memiliki sederet program unggulan. utamanya di bidang kesehatan, kemanusiaan, dakwah dan advokasi, serta ekonomi.

Kelima program ini, tidak boleh keluar dari delapan golongan penerima. Yakni, fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah dan ibnu sabil. Dan tentunya, dalam menjalankan program kerja tahunan, wajib hukumnya  BAZNAS berpegang teguh pada tiga aman. Yakni, Aman Syar’i, Aman Regulasi dan Aman NKRI.

Aman Syar’i, yakni, pengelolaan zakat harus selaras dengan koridor hukum syar’i. Yaitu tidak boleh bertentangan dengan sumber hukum Islam, Al-Quran dan Sunnah. Aman regulasi, dimaksudkan, pengelolaan zakat harus memperhatikan rambu-rambu peraturan hukum dan perundang-undangan.

Sedangkan, Aman NKRI, adalah, pengelolaan zakat di BAZNAS setidaknya, lebih mempererat persaudaraan, menjauhkan diri dari berbagai aktivitas, dan menjauhkan diri dari terorisme, demi menjunjung tinggi dan menegakkan NKRI. (din pattisahusiwa—tim media Baznas makassar)

Artikulli paraprakPenerima bantuan Pangan : Terima kasih Bapak Gubernur dan Bapak Bupati Maros
Artikulli tjetërDemi Adipura Camat Biringakanaya Gerakan Jajarannya Sabtu Bersih
Media Pedomanku
Dunia jurnalis yang ditekuninya diawali di surat kabar, Pedoman Rakyat Ujung Pandang. Saat itu, tahun 1994, dia ditantang oleh H.L.Arumahi. Kepala Desk Kota tersebut menawarinya bergabung di surat kabar tertua (terbit 1 Maret 1947), sebagai wartawan Kriminal. “Tugasmu, meliput kriminal,” pintanya suatu malam di Percetakan Surat kabar Pedoman Rakyat, Jalan Mappanyukki. Sekalipun masih kuliah si bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H.Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuheplay (keduanya almr) langsung meng-iya-kan tawaran Arumahi. Ternyata, jurnalistik membuatnya mengenal dan mengenal banyak orang, kala itu. Hanya saja, akibat manajemen, Harian Pedoman Rakyat tutup. Pria beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa ini pun bergabung dengan rekannya di koran Makassar. Hanya saja tidak berumur. Pernah bergabung di Tabloid Sorot. Juga tidak berumur. Pernah bergabung bersama Sultan Darampa di Majalah Profile. Tak seberapa lama, diapun dipercayakan memimpin tabloid Intim—juga milik Sultan Darampa. Terbit beberapa kali, dia berpapasan rekan Syahrir-wartawan Ujungpandang Ekspres, persis di KPU Sulawesi Selatan. Syahrir menantang saya bergabung di surat kabar grup Fajar. Lagi lagi saya meng-iya-kan. Di koran Ujungpandang Ekspres, mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-gazali—kini Universitas Islam Makassar (UIM) ini menangani Rubrik Politik. Selama dua tahun di koran berlamat di lantai 4 Graha Pena tersebut, lagi lagi dia ditawari bergabung di PT.Multi Niaga. Dia pun meninggalkan Ujungpandang Ekspres. Di perusahaan baru tersebut, dia dipercayakan sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Inspirasi. Empat tahun lebih bersama rekan rekan di lantai 5 Gedung Multiniaga, Jalan Sultan Alauddin, pemiliknya tidak sanggup melanjutkan usaha media. Bersama rekan rekannya, mereka di tawari ke bagian Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Dia menolak. Berbekal pengalaman mengelola Majalah Inspirasi, Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar di masanya itu, dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Anshor Kecamatan Tallo Kota Makassar ini pun tertantang membuat majalah sendiri. Dia mengajak Idham Khalid, rekannya sekompleks di Perumahan Taman Rianvina, Minasaupa. Keduanya, sekitar tahun 2010, membuat majalah. Namanya, Inspirasi, 48 halamnan warna. Dan, mengikuti tren, keduanya juga mendirikan website. Online Inspirasimakassar.com. Baik Majalah, maupun online tetap eksis hingga saat ini. Dan karena perkembangan itu pula, dia mendirikan lagi Online lain. Begitu cintanya kepada Pedoman Rakyat, dia menamakan online satunya itu, Pedomanku.com. Ada pula Majalah Pedoman. Di sela sela menekuni jurnalistik, dia yang menamatkan pendidikan dasar di tanah kelahirannya, Siri Sori Islam Kecamatan Saparua Timur-Maluku Tengah. SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon, kini Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar, juga hingga saat ini dipercayakan bergabung di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini