BAZNAS Makassar-Farum Muballigh DDI Teken MoU

0
434

Makassar, Pedomanku.com: Badan Amil Zakat Nasional  (BAZNAS) Kota Makassar , berkolaborasi dengan Lembaga Dakwah Forum Muballigh- Darud Da’wah Wal Irsyad (LDFM-DDI) Kota Makassar. Bukti kolaborasi kedua lembaga ummat ini tertuang dalam Memorendum of Anderstanding (MoU), atau nota kesepahaman.

Penandatangan MoU masing masing oleh Ketua BAZNAS Makassar diwakili Plh Ahmad Taslim dan Majelis Syuyukh Pengurus Besar Darud Da’wah Wal-Irsyad (PB-DDI) AG. KH.Amrullah Husain di sela sela  Refreshing—penyegaran  Da’i  Zakat di Hotel Remcy, Panakkukang, Kamis, 8 Pebruari 2024. Point point penting dalam MoU di antaranya menyangkut  pengumpulan zakat.

Plh Ketua BAZNAS Makassar, Ahmad Taslim mengemukakan, setelah MoU, baik BAZNAS Makassar, maupun LDFM-DDI  sama sama menyatupadukan komitmen, utamanya dalam kerangka sosialisasi  pengumpulan zakat, infak dan sedekah (ZIS) kepada masyarakat muslim di Makassar.

“BAZNAS mengharapkan, agar lembaga  dakwah yang bergabung dalam LDFM-DDI Kota Makassar dalam setiap ceramahnya, dapat menyisihkan program BAZNAS Kota Makassar, khususnya menyangkut  ZIS,” harapnya.

Ahmad Taslim yang juga Wakil Ketua I Bidang pengumpulan lembaga Amil terpercaya beralamat di Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Makassar ini melihat, potensi dan kapasitas para muballigh-Darud Da’wah Wal Irsyad tidak diragukan lagi. Mereka memiliki kemampuan mengolah dan menerjemahkan persoalan perzakatan di tengah tengah kum muslim.

“Kami mengharapkan kehadiran mubaligh DDI ini, dapat menambah pelibatan lembaga lembaga ummat yang bekerja sama dengan BAZNAS Makassar. Misalnya saja, NU, Muhammadiyah, lembaga lembaga kepemudaan, dan lainnya. Jika seluruh komponen ini membantu BAZNAS, kami meyakini  pengumpulan BAZNAS meningkat. Dan, yakinilah, ke depan sangat sulti ditemukan ummat muslim yang miskin di Makassar,” jelasnya.

Apalagi, demikian Gus Taslim– sapaan akrab Ketua Dewan Instruktur Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda  Ansor Sulsel ini melihat, tali kekerabatan dan kekeluargaan para alumni DDI demikian cukup kental, dan demikian erat.

Kekerabatan  itu terlahir, lantaran secara historis, bukan saja  amat sangat membanggakan, melainkan  amat sangat mulai. Amat sangat memiliki peran. Malah, amat sangat bermanfaat bagi lahirnya pemimpin ummat di masa datang.

Menghakhiri pernyataannya Gus Taslim—sapaan akrabnya mengakui, para mubaligh memiliki pengaruh sosial yang lebih otentik. Mereka memiliki jamaah, atau pengikut yang banyak.

Pernyataan senada dikemukakan Majelis Syuyukh Pengurus Besar Darud Da’wah Wal-Irsyad (PB-DDI) AG. KH.Amrullah Husain. Ia menambahkan, para Mubaligh DDI dapat memanfaatkan kolaborasi dengan BAZNAS Makassar ini dengan baik.

Hadir memberikan materi pada Refreshing Da’i Zakat itu masing masing Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan (H.Jurlan Em Saho’as) dan Wakil Ketua III Bidang Pelaporan dan Keuangan (Waspada Santing). Kedua pemateri itu dipandu Kepala bagian (Kabag) I Bidang Pengumpulan BAZNAS Makassar, Astin Setiawan.

“Refreshing Da’i Zakat diselingi dengan tanya jawab yang berjalan santi,” tutur Astin Setiawan didampingi staff pelaksana Syafaruddin Al-Aidid, Asrijal Syahruddin, Ahmad Kamsir, Darmawaty, Mawaddah Warahma, Muh.Irfan, dan Syarifuddin Pattisahusiwa. (tim media baznas makassar)

Artikulli paraprakMr.Mex Segera Launching Mex Agency
Artikulli tjetërJurlan dan Waspada Urai Peran BAZNAS di Hadapan  Forum Mubaligh DDI
Media Pedomanku
Dunia jurnalis yang ditekuninya diawali di surat kabar, Pedoman Rakyat Ujung Pandang. Saat itu, tahun 1994, dia ditantang oleh H.L.Arumahi. Kepala Desk Kota tersebut menawarinya bergabung di surat kabar tertua (terbit 1 Maret 1947), sebagai wartawan Kriminal. “Tugasmu, meliput kriminal,” pintanya suatu malam di Percetakan Surat kabar Pedoman Rakyat, Jalan Mappanyukki. Sekalipun masih kuliah si bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H.Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuheplay (keduanya almr) langsung meng-iya-kan tawaran Arumahi. Ternyata, jurnalistik membuatnya mengenal dan mengenal banyak orang, kala itu. Hanya saja, akibat manajemen, Harian Pedoman Rakyat tutup. Pria beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa ini pun bergabung dengan rekannya di koran Makassar. Hanya saja tidak berumur. Pernah bergabung di Tabloid Sorot. Juga tidak berumur. Pernah bergabung bersama Sultan Darampa di Majalah Profile. Tak seberapa lama, diapun dipercayakan memimpin tabloid Intim—juga milik Sultan Darampa. Terbit beberapa kali, dia berpapasan rekan Syahrir-wartawan Ujungpandang Ekspres, persis di KPU Sulawesi Selatan. Syahrir menantang saya bergabung di surat kabar grup Fajar. Lagi lagi saya meng-iya-kan. Di koran Ujungpandang Ekspres, mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-gazali—kini Universitas Islam Makassar (UIM) ini menangani Rubrik Politik. Selama dua tahun di koran berlamat di lantai 4 Graha Pena tersebut, lagi lagi dia ditawari bergabung di PT.Multi Niaga. Dia pun meninggalkan Ujungpandang Ekspres. Di perusahaan baru tersebut, dia dipercayakan sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Inspirasi. Empat tahun lebih bersama rekan rekan di lantai 5 Gedung Multiniaga, Jalan Sultan Alauddin, pemiliknya tidak sanggup melanjutkan usaha media. Bersama rekan rekannya, mereka di tawari ke bagian Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Dia menolak. Berbekal pengalaman mengelola Majalah Inspirasi, Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar di masanya itu, dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Anshor Kecamatan Tallo Kota Makassar ini pun tertantang membuat majalah sendiri. Dia mengajak Idham Khalid, rekannya sekompleks di Perumahan Taman Rianvina, Minasaupa. Keduanya, sekitar tahun 2010, membuat majalah. Namanya, Inspirasi, 48 halamnan warna. Dan, mengikuti tren, keduanya juga mendirikan website. Online Inspirasimakassar.com. Baik Majalah, maupun online tetap eksis hingga saat ini. Dan karena perkembangan itu pula, dia mendirikan lagi Online lain. Begitu cintanya kepada Pedoman Rakyat, dia menamakan online satunya itu, Pedomanku.com. Ada pula Majalah Pedoman. Di sela sela menekuni jurnalistik, dia yang menamatkan pendidikan dasar di tanah kelahirannya, Siri Sori Islam Kecamatan Saparua Timur-Maluku Tengah. SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon, kini Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar, juga hingga saat ini dipercayakan bergabung di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini