Dalam penanggalan hijriah, Maulid Nabi Muhammad SAW, diperingati setiap 12 Rabiulawal. Namun, tanggalnya berbeda-beda di setiap tahun jika didasarkan pada kalender Masehi.
Di Sulawesi Selatan, atau Kota Makassar misalnya, masyarakat muslim di sini membacakan Barzanji. Pembacaan kitab Al-Barzanji merupakan salah satu wujud kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat muslim, khususnya kalangan Nahdliyin.
Malah, di kota berpenduduk lebih 1,7 juta jiwa ini, pembacaan Barzanji menjadi rutinitas ritual, bukan saja pada perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, melainkan pada momen-momen tertentu. Antara lain, pemberian nama bagi seorang anak/bayi, acara khitanan (khitan), pernikahan, memasuki rumah baru, berbagai upacara syukuran, dan ritual peralihan lainnya yang merupakan proses akulturasi antara budaya lokal dengan Islam.
Saah satu lembaga keagamaan yang juga turut melaksanakan pembacanaan Barzanji di Maulid Nabi Besar Muhammad SAW tersebut adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar. Berbagai tokoh dan pemuka agama Islam hadir pada kegiatan yang berlangsung di halaman Kantor BAZNAS Kota Makassar, Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Makassar tersebut.
Walikota Makassar diwakili Staf Ahli Bidag pemerintahan, Hukum, dan Politik (Drs.Andi Irwan Bangsawan,M.Si, perwakilan Kapolres Pelabuhan Makassar. Hadir pula Kakandepag Makassar, Kadis Perumahan, Kadis Pendidikan, Kapolsek Rappocini, dan lainnya hadir dalam hajatan tahunan ummat muslim tersebut..Pembawa hikmah, Ustaz Harle.
Sebelum serimoni Maulid dimulai, sejumlah pria membacakan Barzanji. Mengapa Barzanji? Itu tidak lain karena, yang tersirat dalam setiap bacaannya berisi doa doa, pujian pujian, dan penceritaan riwayat Nabi Besar Muhammad SAW. Isinya bertutur tentang kehidupan nabi akhir zaman itu, termasuk silsilah keturunannya—pada moyangnya bernama Adnan, masa kecilnya dan keblebihan yang dimilikinya, kisah perjlanannya ketika berdagang bersama pamannya ke Negeri Syam, pada usia 12 tahun. Masa remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Kesemuanya itu, sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kepadanya.
Andi Irwan Bangsawan mewakili walikota mengaku, maulid nabi menjadi penting. Penting lantaran, begeitu banyak hikmah yang terkandung didalamnya. Hanya saja, mantan Kadis Ketenagakerjaan Kota Makassar tersebut enggan mengurai perjalanan Maulid, lanataran karena nantinya akan diuraikan secara sistimatis penceramah, ustaz Harifuddin Lewa.
Di sisi lain, Irwan Bangsawan menempatkan BAZNAS Kota Makassar sebagai lembaga amil yang memiliki peran positif dalam mengangkat kesejahteraan ummat dan keumatan. Baginya, kehadiran BAZNAS Makassar di tengah tengah masyarakat di kota berpenduduk lebih 1,7 jiwa ini betul betul demikian dibutuhkan masyarakat muslim.
“Pentingnya BAZNAS mengelola dana ummat demi keumatan inilah, makanya saya sebagai ASN Pemkot Makassar jauh hari menyerahkan potongan gaji sebesar 2,5 persen ke BAZNAS yang dipotong secara Payroll. Dan, penyerahan infak tersebut, saya betul betul mendapatkan kebahagiaan,” ujarnya.
Pernyataan senada dikemukakan Kakandepag Kota Makassar. Dia menambahkan, BAZNAS Makassar untuk terus melakukan upaya upaya kongkrit, sehingga nantinya kemiskininan di Kota daeng ini semakin menurun. BAZNAS Makassar juga harus memiliki data otentik soal jumkah kemsikinan, sehingga penyaluran bantuan tepat sasaran.
Ketua BAZNAS Kota Makassar,HM.Ashar Tamanggong menyambut baik harapan baik dari Irwan bangsawan, maupun dari Kakandepag. Yang pasti, demikian ATM—sapaan akrabnya, BAZNAS yang dipimpinnya bersama tiga komisoner lainnya Ahmad Taslim Matammeng, H.Jurlan Em Saho’as, dan H.Waspada Santing akan terus melakukan langkah langkah positif demi mewujudnyatakan kiprahnya sbagai lembaga Amin terpercaya dan profesional.
Sementara Ketua II Bidang Pendistribusian dna Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as .menambahkan, melalui Maulid Nabi Muhammad, BAZNAS juga menyerahkan bantuan kepada guru mengaji dan pemandi jenazah.
Sebelum menutup laporannya, H.Jurlan juag menyempatkan diri membacakan puisi yang bersentuhan dengan kenabian Muhammad SAW.
Ustaz Arifuddin Lewa dalam hikmah Maulid mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad, hingga manfaatnya bermaulid. Dalam menguraikan hikmah Maulid, mantan anggota DPRD Kota Makassar itu membuat hadirin serius sekaligus tersenyum, lantaranya menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sekaligus sesekali diselingi humor.
Rasulullah anak dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahb. Abdullah merupakan anak dari pemimpin Suku Quraisy yang sangat dihormati di kalangan penduduk. Pada tahun itu, Nabi Muhammad SAW yang lahir di Makkah dibesarkan sebagai anak yatim lantaran sang ayah wafat sebelum ia dilahirkan.
Setelah menghabiskan beberapa tahun bersama sang Ibu, Nabi Muhammad SAW tinggal bersama kakeknya Abdul Muthalib. Abdul Muthalib sangat menyayangi cucunya. Ia senantiasa berdoa dan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, sang kakek menyerahkan bayi Muhammad kepada ibu susu yang berasal dari Bani Sa’ad bin Bakar, Halimah binti Abi Dzuaib. Saat itu Halimah dan rombongannya pergi ke Makkah dengan harapan sang cucu tumbuh di lingkungan pedesaan yang bersih dan berbahasa Arab fasih.
Awalnya, rombongan Halimah menolak tawaran tersebut lantaran mengharapkan imbalan. Meskipun demikian, Halimah menyatakan kesediaannya menyusui bayi Muhammad, dan membawanya ke pemukiman Bani Sa’ad selama empat tahun.
Halimah memulangkan bayi Muhammad kepada ibu kandungnya saat menginjak usia 5 tahun, dan kembali memulai kehidupannya bersama sang ibu dan kakeknya. Namun, tidak berselang lama, Aminah wafat ketika Rasullullah SAW berusia enam tahun karena jatuh sakit.
Dua tahun kemudian Abdul Muthalib menyusul kepergian Aminah. Nabi Muhammad SAW yang telah kehilangan tiga orang terkasih akhirnya tinggal bersama pamannya Abu Thalib. Abu Thalib dikenal sangat dermawan meskipun hidup serba kekurangan.
Bersama pamannya, Nabi Muhammad SAW pergi berdagang ke Negeri Syam hingga sukses menjalankan bisnisnya. Di tengah perjalanan bisnisnya, Nabi Muhammad SAW dipertemukan dengan seorang rahib bernama Nasthur, yang mengungkapkan adanya keistimewaan dalam dirinya.
Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi pemuda yang mempunyai budi pekerti baik. Sepulangnya dari Negeri Syam, Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwailid dan dikaruniai tiga putera dan empat puteri.
Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun. Peristiwa diangkatnya Nabi Muhammad SAW menjadi rasul terjadi tepat pada 17 Ramadhan tahun 611 M. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya melalui malaikat Jibril di Gua Hira.
Rasulullah pun mulai melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. Hingga turun Surat Al-Hijr Ayat 94 yang menyuruhnya berdakwah dengan terang-terangan secara lisan. Sejak saat itu, Rasulullah SAW terus melanjutkan dakwahnya menyebarkan ajaran Islam hingga akhir hayatnya. (din pattisahusiwa