Harga Cabai Tinggi, Dinas Perdagangan Makassar Pantau Sejumlah Pasar

0
132

Makassar, Pedomanku.com:

Kebutuhan pokok akhir akhir ini mendapat perhatian masyarakat. Pasalnya, harganya tidak menentu. Malah, ada yang mengalami kenaikan. Salah satu kebutuhan pokok yang harganya melonjak signifikan adalah cabai rawit. Harganya pun semakin pedis. Mencapai Rp 90.000 per  kilogram.

Berdasarkan pantauan di Pasar Terong dan Pasar Bara-Baraya, Makassar, cabai rawit menjadi komoditas yang harganya naik tinggi selama beberapa bulan terakhir. Pada Oktober lalu, harga cabai rawit berkisar Rp 60.000-Rp 65.000 per kg.  Namun, saat ini, harga komoditas itu mencapai Rp 90.000 per kg.

”Karena saya ambil dengan harga tinggi, jualnya juga tinggi. Untung jual cabai tidak seberapa karena tak bisa disimpan lama juga. Saya juga tidak tahu sampai kapan harganya begini,” kata Samsiah (50), pedagang di Pasar Bara-Baraya, Selasa, 28 November 2023.

Di sisi lain, harga cabai merah besar dan cabai keriting sebesar Rp 50.000-Rp 55.000 per kg. Harga tersebut juga naik dari bulan lalu yang sebesar Rp 45.000 per kg.

Selain cabai rawit, beberapa kebutuhan pokok lainnya pun mengalami kenaikan harga. Sebut saja beras dan gula pasir. Saat ini, harga beras kualitas rendah di Makassar sebesar Rp 11.000 per kg dan beras  premium berkisar Rp 14.000-Rp 15.000 per kg. Sementara itu, harga gula pasir naik menjadi Rp 17.000 per kg dari sebelumnya Rp 15.000 per kg.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Kota Makassar Arlin Ariesta mengatakan, kenaikan harga berbagai bahan pokok dipicu gagal panen akibat kemarau.

Menurutnya, kenaikan harga cabai dipicu kurangnya pasokan. Beberapa daerah produksi gagal panen, sedangkan pasokan yang tersedia terdistribusi ke luar pulau karena pengaruh harga di luar yang lebih tinggi.

Seperti diketahui, data perekonomian Sulawesi Selatan yang dirilis Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Sulsel, Selasa (28/11/2022). Untuk menekan lonjakan harga, Dinas Perdagangan Makassar menyiapkan sejumlah langkah untuk melakukan stabilisasi harga. Hal itu, antara lain, dilakukan melalui koordinasi dengan daerah pemasok.

Selain itu, Dinas Perdagangan Makassar juga berupaya menggalakkan gerakan pangan murah. Meski demikian, harga sejumlah kebutuhan pokok masih terus mengalami kenaikan. Kenaikan harga cabai dipicu kurangnya pasokan. Beberapa daerah produksi gagal panen.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Sulsel Supendi menyatakan, inflasi di Makassar pada Oktober 2023 sebesar 3,01 persen. Dia menyebut, inflasi terjadi karena harga

pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. (ozan)

 

Artikulli paraprakArlin Ariesta Buka Pelatihan Citra Produk Ekspor
Artikulli tjetërPlt Gubernur, Walikota dan Kadis Perdagangan Pantau Harga Pasar di Toddopuli
Media Pedomanku
Dunia jurnalis yang ditekuninya diawali di surat kabar, Pedoman Rakyat Ujung Pandang. Saat itu, tahun 1994, dia ditantang oleh H.L.Arumahi. Kepala Desk Kota tersebut menawarinya bergabung di surat kabar tertua (terbit 1 Maret 1947), sebagai wartawan Kriminal. “Tugasmu, meliput kriminal,” pintanya suatu malam di Percetakan Surat kabar Pedoman Rakyat, Jalan Mappanyukki. Sekalipun masih kuliah si bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H.Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuheplay (keduanya almr) langsung meng-iya-kan tawaran Arumahi. Ternyata, jurnalistik membuatnya mengenal dan mengenal banyak orang, kala itu. Hanya saja, akibat manajemen, Harian Pedoman Rakyat tutup. Pria beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa ini pun bergabung dengan rekannya di koran Makassar. Hanya saja tidak berumur. Pernah bergabung di Tabloid Sorot. Juga tidak berumur. Pernah bergabung bersama Sultan Darampa di Majalah Profile. Tak seberapa lama, diapun dipercayakan memimpin tabloid Intim—juga milik Sultan Darampa. Terbit beberapa kali, dia berpapasan rekan Syahrir-wartawan Ujungpandang Ekspres, persis di KPU Sulawesi Selatan. Syahrir menantang saya bergabung di surat kabar grup Fajar. Lagi lagi saya meng-iya-kan. Di koran Ujungpandang Ekspres, mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-gazali—kini Universitas Islam Makassar (UIM) ini menangani Rubrik Politik. Selama dua tahun di koran berlamat di lantai 4 Graha Pena tersebut, lagi lagi dia ditawari bergabung di PT.Multi Niaga. Dia pun meninggalkan Ujungpandang Ekspres. Di perusahaan baru tersebut, dia dipercayakan sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Inspirasi. Empat tahun lebih bersama rekan rekan di lantai 5 Gedung Multiniaga, Jalan Sultan Alauddin, pemiliknya tidak sanggup melanjutkan usaha media. Bersama rekan rekannya, mereka di tawari ke bagian Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Dia menolak. Berbekal pengalaman mengelola Majalah Inspirasi, Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar di masanya itu, dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Anshor Kecamatan Tallo Kota Makassar ini pun tertantang membuat majalah sendiri. Dia mengajak Idham Khalid, rekannya sekompleks di Perumahan Taman Rianvina, Minasaupa. Keduanya, sekitar tahun 2010, membuat majalah. Namanya, Inspirasi, 48 halamnan warna. Dan, mengikuti tren, keduanya juga mendirikan website. Online Inspirasimakassar.com. Baik Majalah, maupun online tetap eksis hingga saat ini. Dan karena perkembangan itu pula, dia mendirikan lagi Online lain. Begitu cintanya kepada Pedoman Rakyat, dia menamakan online satunya itu, Pedomanku.com. Ada pula Majalah Pedoman. Di sela sela menekuni jurnalistik, dia yang menamatkan pendidikan dasar di tanah kelahirannya, Siri Sori Islam Kecamatan Saparua Timur-Maluku Tengah. SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon, kini Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar, juga hingga saat ini dipercayakan bergabung di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini