Lagi, BAZNAS Makassar Salurkan Zakat Profesi di Soppeng

0
224
????????????????????????????????????

H.Jurlan Em Saho’as berbincang bincang dengan seorang penerima

Soppeng, Pedomanku.com:

Lagi, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar menyalurkan  Zakat terikat ke Kabupaten Soppeng. Zakat terikat tahap kedua disalurkan, khususnya di Kecamatan Lalabata ini dimulai Senin, 23 Januari hari ini, hingga Rabu, 25 Januari 2023.

Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as, mengemukakan, jumlah keseluruhan zakat terikat baik tahap pertama, maupun tahap kedua di Kelurahan Lalabata ini berjumlah Rp1 miliar.

“Penyaluran tahap pertama, kami (BAZNAS Kota Makassar) telah menyalurkan pada Kamis, 6 Oktober, hingga Selasa, 11 Oktober 2022 lalu. Saat itu, kami menyalurkan zakat tersebut kepada 482 kaum dhuafa. Hari ini kami menyakurkan kepada masyarakat pra sejahtera yang telah terdata sebeliumnya,” ujarnya, didampingi staff pelaksana masing masing Astin Setiawan, Mudassir, Ahmad Kamsir, serta Syarifuddin Pattisahusiwa, siang hari ini, saat melakukan penyerahan di Kelurahan Lemba, Ompo, dan Salokaraja.

Menjawab pertanyaan mengapa BAZNAS Makassar menyalurkan zakat terikat ke Soppeng, H.Jurlan Em Saho’as menjelaskan, sebenarnya zakat yang mereka salurkan merupakan amanah dari Muzakki—pemberi zakat, yakni dari Ir.H.La Tinro La Tunrung bersama keluarganya.

“Zakat seperti ini dinamakan zakat terikat. Tentunya, Pak Latinro bersama keluarganya yang menentukan tempat. Salah satu tempat penyaluran adalah Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng ini. Sedangkan dua tempat lainnya masing masing di Kabupaten Anrekang, dan Kelurahan Masale, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar. Jumlah keseluruhan zakat profesi di tiga daerah ini Rp4 miliar,” tutur H.Jurlan Em Saho’as.

“Sekadar diketahui, seluruh penerima zakat wajib tertera dalam delapan asnaf, atau delapan golongan, seperti tersirat dalam Al-Qur’an, surat At-Taubah ayat 60,” tambah H.Jurlan yang juga jurnalis dan sutradara Film Air Mata Jendi ini.

Ke-delapan asnaf itu demikian wartawan utama dewan pers ini, mulai dari fakir, atau mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Miskin– Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. Amil-mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Termasuk para Mu’allaf-mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah. Hamba sahaya- Budak yang ingin memerdekakan dirinya. Gharimin- mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya. Fisabilillah- Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya, dan Ibnu Sabil–mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

Menutup perbincangannya dengan media, H.Jurlan mengingatkan, keteladanan BAZNAS dalam pengelolaan dana ummat, akan terus ditingkatkan. Bahkan, pengelolaan zakat tetap bertalian erat, sekaligus mengedepankan tiga aman. Yakni, Aman Syar’i, Aman Regulasi dan Aman NKRI.

“Aman Syar’i, demikian Imam, adalah pengelolaan zakat harus selaras dengan koridor hukum syar’i. Yaitu tidak boleh bertentangan dengan sumber hukum Islam, Al-Quran dan Sunnah. Aman Regulasi, dimaksudkan, pengelolaan zakat harus memperhatikan rambu-rambu peraturan hukum dan perudangan. Sementara Aman NKRI, adalah, pengelolaan zakat di BAZNAS setidaknya, lebih mempererat persaudaraan, menjauhkan diri dari berbagai aktivitas, dan menjauhkan diri dari terorisme, demi menjunjung tinggi dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutupnya.

Sementara itu, Andi Mapparemma.M,SE,MM, saat mewakili keluarga Ir.H.La Tinro La Tunrung di sela sela penyerahan zakat terikat tersebut mengaku bangga dengan tim BAZNAS Kota Makassar yang relah ke Soppeng, malah ke dusun dusun terpencil untuk menyerahkan secara langsung kepada kaum dhuafa yang berhak menerima.

“Mewakili keluarga, tentunya saya bangga dan berterima kaish kepada Pak H.Jurlan dan kawan kawan ke Soppeng ini. Saya kira BAZNAS Kota Makassar telah menjalankan amanah dengan baik dan benar,” ujar Wakil Ketua DPRD Kabupaten Soppeng ini.

Sebelumnya, Ketua BAZNAS Kabupaten Soppeng, KM.Satturi,S.Pd.I,M.Pd juga mengemukakan, sebenarnya BAZNAS Makasar atau BAZNAS Soppeng sama saja. Yang jelas, BAZNAS bekerja untuk mengangkat ekonomi ummat, dan utamanya bersandar pada delapan asnaf tersebut. (din pattisahusiwa)

 

Artikulli paraprakAbubakar Idhan Tutup Workshop Penulisan Penelitian dan PKM Hibah RisetMu
Artikulli tjetërBAZNAS Makassar Siap jika Komisi D DPRD Mau Perdakan Zakat Profesi
Media Pedomanku
Dunia jurnalis yang ditekuninya diawali di surat kabar, Pedoman Rakyat Ujung Pandang. Saat itu, tahun 1994, dia ditantang oleh H.L.Arumahi. Kepala Desk Kota tersebut menawarinya bergabung di surat kabar tertua (terbit 1 Maret 1947), sebagai wartawan Kriminal. “Tugasmu, meliput kriminal,” pintanya suatu malam di Percetakan Surat kabar Pedoman Rakyat, Jalan Mappanyukki. Sekalipun masih kuliah si bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H.Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuheplay (keduanya almr) langsung meng-iya-kan tawaran Arumahi. Ternyata, jurnalistik membuatnya mengenal dan mengenal banyak orang, kala itu. Hanya saja, akibat manajemen, Harian Pedoman Rakyat tutup. Pria beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa ini pun bergabung dengan rekannya di koran Makassar. Hanya saja tidak berumur. Pernah bergabung di Tabloid Sorot. Juga tidak berumur. Pernah bergabung bersama Sultan Darampa di Majalah Profile. Tak seberapa lama, diapun dipercayakan memimpin tabloid Intim—juga milik Sultan Darampa. Terbit beberapa kali, dia berpapasan rekan Syahrir-wartawan Ujungpandang Ekspres, persis di KPU Sulawesi Selatan. Syahrir menantang saya bergabung di surat kabar grup Fajar. Lagi lagi saya meng-iya-kan. Di koran Ujungpandang Ekspres, mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-gazali—kini Universitas Islam Makassar (UIM) ini menangani Rubrik Politik. Selama dua tahun di koran berlamat di lantai 4 Graha Pena tersebut, lagi lagi dia ditawari bergabung di PT.Multi Niaga. Dia pun meninggalkan Ujungpandang Ekspres. Di perusahaan baru tersebut, dia dipercayakan sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Inspirasi. Empat tahun lebih bersama rekan rekan di lantai 5 Gedung Multiniaga, Jalan Sultan Alauddin, pemiliknya tidak sanggup melanjutkan usaha media. Bersama rekan rekannya, mereka di tawari ke bagian Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Dia menolak. Berbekal pengalaman mengelola Majalah Inspirasi, Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar di masanya itu, dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Anshor Kecamatan Tallo Kota Makassar ini pun tertantang membuat majalah sendiri. Dia mengajak Idham Khalid, rekannya sekompleks di Perumahan Taman Rianvina, Minasaupa. Keduanya, sekitar tahun 2010, membuat majalah. Namanya, Inspirasi, 48 halamnan warna. Dan, mengikuti tren, keduanya juga mendirikan website. Online Inspirasimakassar.com. Baik Majalah, maupun online tetap eksis hingga saat ini. Dan karena perkembangan itu pula, dia mendirikan lagi Online lain. Begitu cintanya kepada Pedoman Rakyat, dia menamakan online satunya itu, Pedomanku.com. Ada pula Majalah Pedoman. Di sela sela menekuni jurnalistik, dia yang menamatkan pendidikan dasar di tanah kelahirannya, Siri Sori Islam Kecamatan Saparua Timur-Maluku Tengah. SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon, kini Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar, juga hingga saat ini dipercayakan bergabung di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini