BAZNAS di Usia 22 Tahun (3). Selalu yang Terbaik

0
166

Di usia dua dekade ini—(17 Januari 2011-17 Januari 2023), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), khususnya di Kota Makassar terus menunjukan prestasi terbaik. Malah, dari waktu ke waktu, kemajuan yang dicapai lembaga pemerintah nonstruktural yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar nomor 5, Kecamatan Rapoccini ini semakin tidak tertandingi sekaligus menjadi barometer bagi BAZNAS lainnya di tanah air.
Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan H.Jurlan Em Saho’as, di ruang kerjanya mengemukakan, sebagai mata rantai menyejahterakan umat, BAZNAS secara berkesinambungan, dari satu periode kepengurusan, ke periode kepengurusan berikutnya, selalu mengerjakan, dan akan terus mengerjakan program program yang bersentuhan dengan ummat dan keumatan.
BAZNAS juga selain meningkatkan efektifitas, dan efisiensi pelayanan dalam mengelola zakat, juga dituntut melakukan inovasi dan terobosan kebijakan, dalam kerangka penguatan sistem, dan peningkatan pengelolaan zakat yang senantiasa berorientasi pada memelihara komitmen keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
“Untuk itu, di usia ke 22 tahun ini, BAZNAS, khususnya di Makassar berkeyakinan, menjadi lembaga utama menyejahterakan umat. Makanya, kami di jajaran pimpinan, terus memperkuat sinergitas, kerja sama, inovasi dan kolaborasi dengan semua stakeholder perzakatan, serta berperan aktif sebagai gerakan zakat yang paling amanah,” ujarnya.
Sebagai lembaga penguatan umat dan keumatan, H.Jurlan Em Saho’as mengaku, setiap bulan, pihaknya bersama staff pelaksana bidang II, setia ke rumah rumah mustahik, baik yang renta, yang tinggal seorang diri di gubuknya. Gubuk yang tidak sesuai persyaratan kesehatan– tidak adanya pentilasi, tidak ada saluran pembungan air yang memadai . Sekalipun demikian tidak menjadi rintangan.
“Biasanya, gubuk yang ditinggali sudah reyot, sehingga sebenarnya sudah tidak layak. Dindingnya terbuat dari seng seng bekas. Cara pemasangannya serampangan. Sekalipun demikian, kami tidak peduli. Kami membawa bantuan bulanan kepada mereka. Kami tetap memanusiawikan mereka. Malah, kami mendengar keluh kesah mereka,” cetusnya.
Menjawab pertanyaan Inspirasimakasar,com, mengapa sebagai komisioner, dirinya relah berbaur di tengah tengah orang tua renta didalam gubuknya, dan jauh dari syarat kesehatan? Tidak lain lantaran, jauh sebelum menjabat komisioner dirinya adalah pegiat zakat.
“Jadi sebelum menjadi komisoner di BAZNAS Makassar ini, saya pernah menjadi pegiat zakat. Saya juga pernah jadi relawan di BAZNAS Makassar ini. Jadi soal membawa bantuan bulanan, menjinjing bantuan,sekaligus menemui penerima di gubuk gubuk itu sudah terbiasa,” kenangnya.
Menurutnya, tugas yang diemban bersama rekan rekannya sesama pimpinan di BAZNAS Kota Makassar, didasari UU Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan, pengelolaan zakat memiliki dua tujuan. Yakni, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, serta meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Di sisi lain, terkait tugas pokok, Jurlan menyebutkan, di antaranya, meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat. Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan baik fisik maupun non fisik melalui pendayagunaan zakat. Meningkatkan status mustahik menjadi muzakki melalui pemulihan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan ekonomi masyarakat. Termasuk mengembangkan budaya “memberi lebih baik dari menerima”.
Di bagian lain Sutradara Film Air Mata Jendi mengurai, setelah dilantik Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, April 2021 lalu, berbagai program kerja dilaksanakan dengan baik. Di antaranya, bantuan bulanan bagi 70 orang fakir miskin, beasiswa, dan sunatan massal gratis.
Program lainnya, Saudagar Tangguh Baznas yang dikemas dalam bentuk Bantuan Operasional Dhuafa Produktif. Bantuan Opersional Dhuafa Produktif ini, setidaknya karena kebanyakan pelaku UMKM, kurang memiliki kemampuan atau kecakapan untuk meningkatkan produktivitas. Malah, masih ada pelaku ekonomi kecil ini menjatuhkan pilihan kepada rentenir. Akibatnya, keuntungan mereka dihabiskan untuk membayar utang ke rentenir.
“Salah satu jalan meningkatkan dan mengangkat pelaku UMKM, maka BAZNAS Kota Makassar menghadirkan program Bantuan Operasional Dhuafa Produktif tersebut. Kami meyakini, program ini dapat membangkitkan pelaku ekonomi ummat, sekaligus dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri layaknya Saudagar Tangguh. Hanya saja, para penerima harus melalui proses asesemen,” ujar Jurlan Em Saho’as.
BAZNAS Makassar tidak sekadar memberikan bantuan operasional tersebut, melainkan mendampingi penerima dalam hal, memanej agar usaha mereka berkembang. Program lainnya adalah, memberikan beasiswa bagi kaum dhuafa mulai SD, SMP, MIN, MTsN, MAN, hingga S1.
Tahun 2022 lalu pihaknya menyunat secara gratis 1500 anak dari keluarga mustahik, melebihi target 1000 orang. Selain gratis, anak anak yang disunat juag diberikan sarung dan biaya transpor. Dan, pembagian makanan bergizi di kantong kantong kemiskinan, utamanya di emperan emperan jalan dan emperen toko. Termasuk di perkampungan kumuh, setiap jumat.
Dalam menjalankan amanah, maka BAZNAS tidak boleh main main dalam hal zakat. Baznas mengetahui betul para mustahik seperti diisyartakan dalam 8 golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat. (din pattisahusiwa-bersambung)

Artikulli paraprakBAZNAS di Usia 22 tahun (2). Sejahterakan Ummat
Artikulli tjetërHUT ke-22, BAZNAS Makassar Gelar Berbagai Kegiatan
Media Pedomanku
Dunia jurnalis yang ditekuninya diawali di surat kabar, Pedoman Rakyat Ujung Pandang. Saat itu, tahun 1994, dia ditantang oleh H.L.Arumahi. Kepala Desk Kota tersebut menawarinya bergabung di surat kabar tertua (terbit 1 Maret 1947), sebagai wartawan Kriminal. “Tugasmu, meliput kriminal,” pintanya suatu malam di Percetakan Surat kabar Pedoman Rakyat, Jalan Mappanyukki. Sekalipun masih kuliah si bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H.Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuheplay (keduanya almr) langsung meng-iya-kan tawaran Arumahi. Ternyata, jurnalistik membuatnya mengenal dan mengenal banyak orang, kala itu. Hanya saja, akibat manajemen, Harian Pedoman Rakyat tutup. Pria beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa ini pun bergabung dengan rekannya di koran Makassar. Hanya saja tidak berumur. Pernah bergabung di Tabloid Sorot. Juga tidak berumur. Pernah bergabung bersama Sultan Darampa di Majalah Profile. Tak seberapa lama, diapun dipercayakan memimpin tabloid Intim—juga milik Sultan Darampa. Terbit beberapa kali, dia berpapasan rekan Syahrir-wartawan Ujungpandang Ekspres, persis di KPU Sulawesi Selatan. Syahrir menantang saya bergabung di surat kabar grup Fajar. Lagi lagi saya meng-iya-kan. Di koran Ujungpandang Ekspres, mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-gazali—kini Universitas Islam Makassar (UIM) ini menangani Rubrik Politik. Selama dua tahun di koran berlamat di lantai 4 Graha Pena tersebut, lagi lagi dia ditawari bergabung di PT.Multi Niaga. Dia pun meninggalkan Ujungpandang Ekspres. Di perusahaan baru tersebut, dia dipercayakan sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Inspirasi. Empat tahun lebih bersama rekan rekan di lantai 5 Gedung Multiniaga, Jalan Sultan Alauddin, pemiliknya tidak sanggup melanjutkan usaha media. Bersama rekan rekannya, mereka di tawari ke bagian Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Dia menolak. Berbekal pengalaman mengelola Majalah Inspirasi, Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar di masanya itu, dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Anshor Kecamatan Tallo Kota Makassar ini pun tertantang membuat majalah sendiri. Dia mengajak Idham Khalid, rekannya sekompleks di Perumahan Taman Rianvina, Minasaupa. Keduanya, sekitar tahun 2010, membuat majalah. Namanya, Inspirasi, 48 halamnan warna. Dan, mengikuti tren, keduanya juga mendirikan website. Online Inspirasimakassar.com. Baik Majalah, maupun online tetap eksis hingga saat ini. Dan karena perkembangan itu pula, dia mendirikan lagi Online lain. Begitu cintanya kepada Pedoman Rakyat, dia menamakan online satunya itu, Pedomanku.com. Ada pula Majalah Pedoman. Di sela sela menekuni jurnalistik, dia yang menamatkan pendidikan dasar di tanah kelahirannya, Siri Sori Islam Kecamatan Saparua Timur-Maluku Tengah. SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon, kini Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar, juga hingga saat ini dipercayakan bergabung di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini